Jika aku pandai melukis, akan ku lakarkan mentari keemasan itu
Yang tidak pernah gagal berada di sana setiap hari di waktu yang sama
Bulat bundar, bersedia untuk beradu untuk sekian kalinya di hujung ufuk
Asyiknya mata memandang
Jika aku pandai bermadah, akan ku nukilkan kata nan sakti
Seperti karangan mutiara putih dari dasar lautan yang paling dalam
Awan keperakan itu bergandingan sang mentari yang merah jingga
Leka aku melihat alam
Jika aku pandai berlagu, akan ku nyanyikan irama merdu
Meriwayatkan keindahan alam yang tiada tolok bandingnya
Si bumbung langit yang dijunjung tidak pernah jemu direnung
Adakalanya biru jernih, adakalanya dihiasi gumpalan awan berarak
Terpesona aku ciptaan Tuhan
Jika aku pandai berperi, akan ku khabarkan detik yang menakjubkan ini
Bangunan kaca dibias sinar jingga dan diselimuti bayang gelap, berlainan sisi
Alunan bukit bukau semakin kelam ditelan kesuraman
Sang mentari sudah masuk ke peraduan, meninggalkan segaris cahaya di kaki langit
Sebentar lagi muazzin akan melantunkan suaranya
Bangunan kaca dibias sinar jingga dan diselimuti bayang gelap, berlainan sisi
Alunan bukit bukau semakin kelam ditelan kesuraman
Sang mentari sudah masuk ke peraduan, meninggalkan segaris cahaya di kaki langit
Sebentar lagi muazzin akan melantunkan suaranya
28/6/2011
No comments:
Post a Comment